Ngga akan ada yang tau lho apa yang kita pikirkan. Ada apa
saja dalam pikiran kita saat itu.
Saat ada dalam sebuah kelompok obrolan yang dihadiri beberapa orang. Tentunya mereka punya keunikan sendiri-sendiri yang
ga setiap dari mereka bisa kita hakimi dengan semua pemikiran-pemikiran kita
tentang mereka. Jadi tetaplah diam.
Belajar aja mendengarkan. Gatel memang setelah mendengarkan
lalu ga bisa ngomentarin. Berkomentar memang hal yang paling mudah dilakukan
setelah mendengarkan. Tapi setidaknya komentar dikeluarkan setelah proses
mendengar benar-benar selesai dengan tuntas.
Atau diam saja lagi. Kalau memang ga ada yang ngajak
ngobrol. Ga ada yang nanyain, bahkan nanya kabar aja ngga. Mungkin topik tertentu
yang akan diobrolkan ga kompeten dengan kita? Jadi ya ga perlu maksain diri
untuk terlarut didalamnya. Cukup dengarkan saja.
Kalau sudah malas mendengar, dan kapasitas kepala udah
penuh. Terpenuhi oleh bahasan-bahasan mereka yang dirasa ga penting, ga
nyambung dan ga menambah ilmu maka ajaklah ngobrol orang-orang yang kira-kira
bisa menambah kesenangan kita.
Make a laugh with
them. So much laugh. Better than quiet.
Ga perlu banget maksa ngobrol sama “yang garing-garing”,
atau merasa bersalah karena udah ngobrol sama semua tapi belum ngobrol sama “yang
garing-garing” itu. Kembalilah ke person
who can make a laugh.
Atau kembali diam saja. Mengamati mereka yang pandai
berbicara. Belajar dari apa yang mereka perbincangkan. Berpikir sendiri saja
tanpa mereka harus tau. Tanpa harus berkomentar.
Cukup.