Bodo amat, biarin aja dibilang mellow ato galau.
Whatever. Biar aja semua orang tau, klo pagi ini dapet
pelajaran berharga dari seorang sahabat yang baru sy tau klo dia itu “totally a great Lover”.
Untuk ukuran sahabat, kita sahabat yang sudah terpisahkan
lautan. Karena dia mengikuti suaminya yang ditugaskan ke Papua, sekarang sudah
berpindah lagi ke Makasar –padahal udah ada kabar, sebentar lagi akan ada SK
tugas yg akan membawa dia berpindah ke Palu-. Yeaah, Raja Ampat gagal kita
datangi, jangan sampai Tanjung Bira juga bernasib sama. Jangan cuma jadi mimpi,
seperti mimpimu semalam.
Mimpimu tentangnya yang dimunculkan secara absurd gegara
kita ngobrolin kesayanganmu itu –setidaknya dulu,eh,tapi masih ya sampai
sekarang, dan selamanya mungkin- di Linimasa Twitter.
Saya baru tau sob, seberapa dalamnya rasamu itu padanya.
Setelah pengakuan itu dimunculkan pagi ini.
Di muka Ka’bah, dalam perjalananmu menunaikan rukun islam
yang paling diinginkan oleh semua
umat-Nya itu kamu selalu berdoa. Doamu ditujukan untukmu sendiri, orang tua,
saudara dan dia.
Bukan untuk memintanya menjadi jodohmu, tapi murni untuk
mendoakan segala kebaikan untuknya.
Katamu lagi,”Itu smua
ga membuatku menyesal, mungkin kalau di akhirat nanti ada data siapa aja yang
menyumbang doa dalam kehidupannya, namaku pasti ada dan jelas terbaca.”
“Kalo cuma itu hal termudah yang bisa kulakukan, kenapa
ngga?”
Ahhhhhhh, mari sob doa nya dilanjut setelah 6 rokaat pagi
ini… Dan obrolan pun berakhir.
Tapi pemikiran sy tg kata2mu ini ga berakhir sampai disitu.
Hingga akhirnya tertuang disini.
Klo nantinya tulisan ini terbaca, oleh siapapun itu, pasti
semua pada ngerti kan cinta macam apa yg si sobat ini alami. Dan ending cinta
yg spt apa yg dialami si sobat ini, harusnya bisa ketebak dong.
Ato udah pernah pada
ngalamin juga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar